Posts

Showing posts from November, 2007

Calo Sungguh Sakti Mandraguna: Kasus Sriwijaya Air

Image
Kerja calo tiket pesawat di Bandara Soekarno Hatta memang sungguh luar biasa. Tiket pesawat bisa di-issue dari lapangan parkir. Dan hasilnya adalah, tiket resmi, dengan nama kita, untuk penerbangan setengah jam kemudian, dan terdaftar di sistem check-in airline. Tak habisnya saya geleng kepala atas kebobrokan yang didemonstrasikan oleh sistem reservasi kolaborasi calo dan orang dalam airlines. Senin lalu, 19/11/07, saya terpaksa harus berhubungan dengan calo, karena pesawat yang seharusnya berangkat jam 06.00 pagi, dibatalkan sepihak oleh Mandala Air. Mandala Air memberikan tiga pilihan, refund penuh, ganti jadwal, atau tetap berangkat dengan airline lain dengan biaya dari Mandala Air. Tentu saja pilihan terakhir lebih baik, masalahnya pembatalan mendadak seperti itu tidak menjamin penumpang Mandala Air mendapatkan kursi di Airline lain. Jadi, shubuh itu, kru Mandala berjibaku ke beberapa airline yang bisa dipilih, seperti Adam Air jam 08.00, Sriwijaya Air jam 07.00, Batavia Air jam 07

Dukung KPPU, Tindak Tegas Temasek dan Telkomsel!

Image
Membaca berita vonis dari KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) atas Temasek dan kelompok usahanya perasaan saya campur aduk. Rasa bangga dan nasionalisme spontan muncul atas ketegasan dan keberanian KPPU dalam memberikan putusan. Rasa kecewa juga menyeruak mengetahui fakta bahwa ternyata sebagai pelanggan Telkomsel saya sudah dibebani biaya yang tinggi akibat permainan monopoli mereka. KPPU memerintahkan Temasek dan kelompok usahanya melepaskan kepemilikan di salah satu perusahaan, apakah itu di PT. Telkom Selular atau di PT. Indosat, sekaligus mengenakan denda Rp. 25 Milyar kepada Temasek dan kelompok usahanya serta Telkomsel. Selain itu, KPPU juga memerintahkan Telkomsel menghentikan praktik pengenaan tariff tinggi dan menurunkan tariff layanan seluler sekurang-kurangnya 15% dari tarif saat ini. Menurut KPPU, Telkomsel telah merugikan konsumen selular hingga sebesar Rp 30,8 Milyar. Monopoli Grup Temasek atas industri telekomunikasi Indonesia memang sudah lama dirasakan dan diprote

JCC Tidak Layak Lagi!

Image
Kawasan Jakarta Convention Center (JCC) sudah tidak lagi memadai untuk pameran besar. Tempat aksesnya macet, parkirnya sempit, tempat makannya payah, dan bisa mengancam keberadaan Gelora Bung Karno sebagai pusat kawasan olahraga nasional. Hari Sabtu lalu saya pergi ke Indonesia Book Fair di JCC. Pameran buku tersebut bersamaan dengan penyelenggaraan pameran komputer. Pengalaman dari kedatangan ke pameran-pameran sebelumnya adalah menyebalkan. Dan hari itu, sudah saya duga akan kembali menyebalkan, dan ternyata lebih parah lagi. Pintu akses masuk ke kawasan JCC/Gelora Bung Karno selalu macet parah. Pintu masuk depan TVRI biasanya macet mengular hingga parkiran Hotel Sultan. Seringkali dilakukan buka tutup di pintu masuk tersebut oleh Polisi. Pintu masuk depan Hotel Mulia juga sama saja, macet dan sistem buka tutup. Setelah berhasil masuk dari pintu tersebut, di dalam kawasan juga harus sabar mengantri. Pintu masuk depan Hotel Century, maupun pintu masuk utama di sebelah driving range sa

Asal-usul Ngeles (Mengelak) & Legenda Ngeles Amrik

Image
Di buku Seni Berbicara oleh Larry King, terdapat hal menarik tentang "ngeles" atau mengelak. Kita sering mengatakan kata-kata ngeles, "Ah ngeles aja lho kerjanya." Ternyata kata-kata ngeles asalnya jauh dari Amrik sana. Seni mengelak/ngeles disebut sebagai Stengelese sesuai dengan legenda Casey Stengel yang sangat menarik. Berikut kutipannya (halaman 123): "Alat-alat bantu visual dapat sangat berguna untuk memperjelas berbagai gagasan anda, tapi terkadang sedikit ketidakjelasan bisa menjadi keuntungan bagi anda. Para politikus telah lama melakukan ini. Mereka menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang sama sekali tidak mempunyai arti apa pun, agar mereka tidak terdesak. Jago sepanjang masa dalam hal ini bukanlah seorang politikus melainkan seorang pemain bisbol, yaitu Casey Stengel, saat ia menjadi manajer New York Yankees. Casey mencuatkan seni "bicara banyak tapi tidak ada isinya" jika ia ingin menghidari pertanyaan atau membuat bingung si penanya.

Ngantuk, DERR!, Nabrak deh…

Image
Menunggu Aksi Tukang Asuransi Minggu sore, perempatan Pasar Baru, karena lampu ke arah belok kiri merah saya berhenti. Di depan, mobil sedan orange full modifikasi. Entah bagaimana, tuing, hilang kesadaran dan bangun ketika dipukul istri. Suara brak pun saya tidak dengar, tapi istri mengatakan saya menabrak. Kami pun menepi. Hilang deh rasa kantuk. Saya percaya diri saja, kan ada asuransi. Saya minta maaf dan berjanji akan mengganti segala kerugian, tentunya pihak asuransi yang akan mengganti. Korban tidak terima, lho apa buktinya harus percaya kalau saya akan ganti. Mereka meminta KTP, SIM, atau STNK. Saya katakan no way!. SIM, KTP, dan STNK adalah tanda jati diri dan identitas, tidak boleh sembarangan diberikan kepada orang. Polisi saja kalau meminta SIM harus ada bukti tilang. Korban tetap ngotot, tidak bisa terima kalau tidak ada bukti. Gampang saja, ayo ke kantor polisi, saya ajak mereka. Saya merasa sudah benar, pertama minta maaf, kedua bertanggungjawab. Saya akan uruskan sampai

Waspadalah Diabetes Mengancam Hidup Kita

Image
Hati-hati jangan sampai kita mengidap! Hari itu pasien saya, sebut saja ibu A, 55 tahun, datang untuk konsul ke Poliklinik Penyakit Dalam. Beliau dirujuk dari dari Poliklinik Mata dan direncanakan akan melakukan terapi laser pada matanya. Beliau tidak pernah mengetahui kadar gula darahnya hingga suatu saat penglihatannya rabun, dan saat ke dokter mata ia disarankan untuk dilakukan terapi laser sambil diperiksakan kadar gula darahnya. Ternyata kadar gula darahnya cukup tinggi: gula darah puasa 208 dan gula darah 2 jam setelah makan 316. Baru hari itu juga ia diberitahu oleh dokter matanya bahwa gula darahnya tinggi dan karenanya ia harus dikonsulkan ke Poliklinik Penyakit Dalam untuk mengontrol gula darahnya terutama sebelum operasi. Agak terhenyak juga begitu ia tahu ia menderita kencing manis, karena selama ini ia tidak pernah merasakan sakit apapun . Suasana IGD (Instalasi Gawat Darurat) cukup ramai. Hari itu tengah malam, masuk seorang bapak dengan ditemani keluarganya datang. Kaki

Jejak Kita di Dunia Maya

Image
Coba anda iseng, ketikkan nama anda di mesin pencari google, dan nantikan hasilnya. Mungkin anda tidak akan menjumpai apa-apa, "your search did not match any documents" . Atau sebaliknya anda akan terkaget-kaget, karena tanpa diduga nama anda muncul di hasil pencariaan google. Nama anda ternyata mungkin dikaitkan dengan posisi anda di perusahaan saat ini, kegiatan seminar/pelatihan yang baru saja anda lakukan dimana anda menjadi pembicaranya, makalah atau tugas akhir anda, tulisan anda di koran, majalah, blog, atau sekedar memberikan komentar di blog, dan masih banyak kemungkinan lainnya yang membuat nama anda ditemukan di dunia maya. Tenarnya anda di dunia maya bisa jadi menjadi kebanggaan tersendiri buat anda, tapi ada sebagian orang, dengan alasan tertentu, tidak suka ketenaran tersebut. Keberadaan kita di dunia maya bukan hanya sebagai pengguna pasif. Saat ini, kita dipaksa untuk aktif menjadi komunitas internet. Pengertian aktif adalah bahwa kita harus mengikuti aturan m

Alergi Susu Sapi pada Bayi

Image
ASI merupakan susu terbaik bagi bayi. Namun pada kondisi tertentu seorang bayi bisa tidak mendapatkan ASI. Misalnya karena ibu yang sakit atau meninggal dunia, bayi yang tidak mau menyusu atau bayi lahir dengan sakit tertentu atau karena alasan kosmetik, si bayi terpaksa diberi susu pengganti ASI. Susu yang paling sering digunakan adalah susu sapi. Amankah susu sapi bagi bayi? Pada beberapa bayi, susu sapi dapat mengakibatkan reaksi alergi. Angka kejadiannya bervariasi mulai dari 0,5% hingga 7,5%. Di Jogjakarta sekitar 2% dari 1,5 juta bayi menderita alergi susu sapi. Alergi susu sapi sering terjadi pada bayi dibawah 1 tahun dan angka kejadiannya akan berkurang dengan bertambahnya usia. Susu sapi merupakan salah satu jenis makanan yang paling sering menimbulkan reaksi alergi. Munculnya reaksi tergantung dari jumlah susu yang ditelan, kecepatan absorbsi dan faktor-faktor lain seperti adanya infeksi usus yang mengubah permeabilitas usus. Bayi dengan riwayat keluarga atopi beresiko untuk

Selamat Bergabung Rekan Tim

Image
"Apabila engkau akan melaksanakan perjalanan pendek, lakukan sendirian. Namun apabila engkau akan melakukan perjalanan panjang, maka ajaklah teman-teman anda". Saya bertekad blog ini akan menjadi awal perjalanan panjang saya yang fantastis dan bermanfaat, sehingga saya memutuskan untuk mengajak beberapa orang untuk bergabung dan memakmurkan blog ini. Blog ini adalah sebuah awal dan akan terus dikembangkan menjadi bentuk yang lebih bernilai. Saya memutuskan untuk mengajak anggota keluarga saya terlebih dahulu, mereka adalah Dr. N. Dwimartutie (istri), Dr. Dian Kumalasari (adik), pasangan Diniyati Wahyuni ST dan Hendrik, ST (adik), Didi Dahlan Almuhammadi (adik, Mahasiswa Kedokteran Gigi), Dahlia Choirinnisa (adik, Mahasiswa Kedokteran). Saya memahami tim saya tidak akan langsung dapat berjalan secara optimal. Tidak mudah untuk menularkan virus gemar membaca dan menulis. Namun, di tengah kesibukan mereka, saya akan selalu memberikan mereka semangat, bahwa membaca dan menulis ad

Tinggalkan Inovasi, Mulai lah dengan Meniru!

Image
Dalam memulai maupun memperbesar pertumbuhan bisnis, strategi mee too adalah strategi jitu. Tidak usahlah berpikir tentang inovasi. Seringkali inovasi terlalu idealis dan tidak masuk dalam perhitungan bisnis. Bisnis tidak selalu harus menciptakan yang baru, lain daripada yang lain, ataupun produk kreatif. Bisnis adalah apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan hasil terbaik saat ini. Sedangkan inovasi lebih mempunyai paradigm masa depan, padahal hanya yang bisa bertahan saat ini lah yang bisa mencapai masa depan. Banyak perusahaan besar maupun negara industri besar memulai bisnisnya dengan strategi yang sederhana, yaitu strategi meniru, mee too. Alih-alih berpikir inovasi, mereka memantapkan diri untuk terjun ke dalam bisnis yang telah ada pendahulunya dan terbukti mempunyai pasar yang mencukupi serta menjanjikan. Mereka tidak membutuhkan riset pasar maupun riset produk, semuanya ada didepan mata, termasuk sumber dayanya, yang harus dikerjakan adalah membuat produk/jasa yang sama deng

Ayam Tanpa Kepala Bisa Hidup 2 Tahun: Ajaib!

Image
Pada tanggal 10 September 1945, seekor ayam jantan muda yang gemuk di Fruita, Colorado, telah dipenggal kepalanya dan tetap hidup. Hebatnya, kapak yang dipakai tidak mengenai pembuluh vena dan meninggalkan cukup banyak batang otak yang terhubung dengan leher sehingga membuat ayam itu dapat bertahan hidup, bahkan terus membesar. Mike, demikian ia dikenal, menjadi pesohor nasional, bepergian kemana-mana dan muncul dalam majalah Time dan Life. Pemiliknya, Lloyd Olsen memasanga harga 25 sen untuk satu kali kesempatan bertemu dengan "Mike si Ayam Ajaib Tanpa Kepala" dalam berbagai pertunjukan di seluruh Amerika Serikat. Mike akan muncul lengkap dengan kepala seekor ayam yang telah dikeringkan yang dikatakan merupakan kepalanya sendiri—sebenarnya, kucing keluarga Olsen telah mencuri kepala yang asli. Pada masa puncak kejayaannya, Mike mengumpulkan 4.500 dolar sebulan, dan dihargai 10.000 dolar. Kesuksesannya tersebut berakibat munculnya gelombang ayam-ayam peniru yang dipenggal ke

John Wood: Leaving Microsoft To Change The World

Image
Kisah Menakjubkan Seorang Pendiri 3600 Perpustakaan di Asia Buku ini adalah cerita sejati tentang John Wood yang meninggalkan hidup serba berkecukupan sebagai eksekutif di Microsoft dan mendedikasikan dirinya untuk proyek sosialnya, Room To Read, sebuah proyek yang bertujuan memberikan kesempatan lebih kepada anak-anak yang tidak beruntung untuk bangkit dari kebodohan dan kemiskinan. Banyak orang mempunyai kepedulian sosial terhadap kemiskinan, kebodohan, dan penderitaan yang ada disekitarnya, tetapi berhenti hanya pada titik merasakan dan memikirkan. Selanjutnya tidak tahu apa yang harus dilakukan. Dan manakala ia meneruskan hidupnya, kepedulian tersebut akan terlupakan oleh kesibukan hariannya. Namun John Wood, adalah tipe orang yang cepat bertindak dan tegas dalam mengambil keputusan, termasuk keputusan ia harus hidup tanpa penghasilan, kehilangan pasangan, dan meninggalkan karirnya yang sangat cemerlang. Buku ini adalah sebuah inspirasi bagi siapa saja yang prihatin atas kondisi so

Helmi Yahya: Dosen Dambaan

Image
Mungkin kalau dia gadis kampus, saat itu ia bagai gadis impian yang kudambakan. Tapi dia adalah seorang dosen, cowok lagi!. Waktu tingkat II saya sangat iri kepada teman saya yang diajar oleh Helmi Yahya. Waktu itu dia mengajarkan Intermediate Accounting. Bagaimana tidak, diajar oleh seorang dosen artis. Wajar kan jadi mimpi mahasiswa. Apalagi, dia mempunyai kemampuan mengajar yang memukau, kata teman saya. Tingkat II saya hanya bisa bermimpi, pada kenyataannya dia tidak mengajar di kelasku. Ketika DIV, harapanku kembali timbul. Ketika itu dia mengampu mata kuliah Marketing Management (?). Tapi sekali lagi, semua tinggal impian. Takdir tidak mendukung, Helmi Yahya tidak juga mengajar di kelasku. Ketika itu Dendi Amrin mengatakan, begitu mengasikkan diajar oleh Helmi. Saya membayangkan begitu nikmatnya belajar marketing dengan Helmi Yahya. Waktu itu dia sedang ngetop dengan program kuis Siapa Berani. Bahkan cerita Dendi, Helmi mengajak rekan mahasiswa untuk menjadi tamu di acaranya. W

Kongres Tandingan STA/93: Luar Biasa!

Image
Di luar dugaan, pada acara Reuni STAN 2007, angkatan STA/93 yang hadir lebih banyak dari yang telah dapat dikonfirmasi. Angkatan 93 kompak berkumpul dan mangkal di depan Gedung P, dan dilanjutkan dengan Kongres Tandingan di ruangan sejuk Gedung P. Kongres Tandingan tersebut menggambarkan kerinduan rekan-rekan seangkatan untuk kembali berkumpul dan memadu tali persahabatan yang selama 3 tahun + 2 tahun dijalin. Kongres Tandingan diadakan secara informal serius tapi santai dan diikuti oleh sekitar 35 orang selama kurang lebih 35 menit. Menurut Roy, Kongres Tandingan menunjukan nuansa psikologis yang dirasakan oleh peserta kongres untuk memiliki wadah berkumpul. Bukan hanya sekedar untuk kongkow-kongkow, namun wadah yang mampu memberikan nilai dan manfaat pada masa-masa mendatang. Paling tidak terdapat dua pendapat terkait dengan wadah berkumpul tersebut, pendapat pertama disampaikan oleh Ebet, Siblih, Ricky, Dadan dan rekan lainnya menyatakan bahwa wadah tersebut untuk kegiatan yang ring

Info dari Ruangan Kongres: Tamatnya Riwayat PTKDK

Image
Gencarnya informasi tentang acara reuni membuat saya tidak kesulitan untuk menentukan langkah. Begitu datang dan mendaftar, langsung menuju ke Gedung B untuk menitipkan anak di area bermain. Lengkap dan nyaman, itulah kesan pertama gedung B yang dirubah menjadi tempat istirahat dan arena bermain anak. Setelah briefing kepada istri dan anak, saya menuju Gedung G untuk mengikuti acara pembukaan dan kongres. Di depan Gedung P, Sampurna (BPPK), Untung (Pajak?), Pak Muhadi (Dosen), Prayudi Nugraha (BPPK), John (BPK), dan beberapa teman lain asik mengobrol. Juga ada Marlan (BSM), Diah (dulu BAKUN) yang ketemu di tempat parkir sebelumnya. Setelah tegur sapa saya menuju Gedung G. Acara pun segera dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Nikmat sekali menyanyikan lagu kebangsaan setelah lama tidak menyanyikannya dalam sebuah forum besar. Sambutan demi sambutan disampaikan. Kepala BPPK dalam sambutannya tidak lupa menyebutkan kesuraman kampus STAN ditambah lagi dengan informasi tentang si

Penemu Teori Relativitas Bukan Einstein

Image
Siapakah yang menemukan Teori Relativitas?, Jawabannya: Bukan Einstein! Teori relativitas pertama kali diungkapkan oleh Galileo Galilei dalam karyanya Dialogue Concerning the World's Two Chief Systems pada tahun 1632. Untuk memahami relativitas kita perlu memahami teori yang sebelumnya, yaitu teori mengenai "diam absolut" (absolut rest) yang diungkapkan oleh Aristoteles pada abad keempat SM. Teori ini menyatakan bahwa diam adalah kondisi wajar yang dialami benda apapun dan bahwa sebuah benda akan kembali pada kondisi ini jika dibiarkan sendiri. Teori relativitas mengungkapkan bahwa semua benda bersifat relatif terhadap gerakan satu sama lain, dan bahwa untuk mendefinisikannya sebagai "sedang diam" hanyalah masalah kesepakatan. Dari sini terungkap bahwa kecepatan sebuah benda tidak dapat dinyatakan secara absolut – hanya "relatif"terhadap sesuatu yang lain. Galileo, astronom dan filosof asal Italia, juga salah satu penemu fisika modern. Dia terutama t

You are What You Read

Image
Kamu adalah seperti apa yang kamu baca!". Pernyataan tersebut adalah gubahan dari pernyataan yang sering disampaikan para motivator "Kamu adalah seperti apa yang kamu pikir tentang kamu". Dalam pernyataan pertama dapat dipahami bahwa karakter dan cara pandang seseorang sangat terkait dengan apa yang biasa ia baca. Kita juga dapat menilai seseorang dari apa yang ia sukai untuk dibaca, atau bahkan kita dapat memaklumi perbedaan perspektif seseorang atau kelompok orang dari apa yang mereka baca. Sebagai contoh adalah kasus tragedi kemanusiaan dan konflik Israel-Palestina, kenapa kita, orang muslim, tidak sependapat dengan orang barat kebanyakan dalam masalah Israel-Palestina. Ternyata perbedaan tersebut bersumber pada bacaan yang dibaca oleh masing-masing pihak. Perbedaan tersebut terkait dengan opini yang diciptakan dari berbagai media massa yang beredar dan dilahap oleh masyarakat di Timur (muslim) dan masyarakat di Barat. Satu fakta, yaitu konflik Palestina - Israel, da

Bukan BAKIN, Bukan Jakun, Ini BAKUN!

Image
Pemilihan instansi merupakan momen besar bagi mahasiswa tingkat II. Bagaimana tidak, ini adalah memilih masa depan. Sebagian besar teman saya mengerti tentang hal ini, tapi saya tidak. Terus-terang saya tidak antusias ketika momen ini datang. Saya tidak mengerti dan mencoba mengerti apa arti instansi-instansi tersebut. Saya pun tidak mengerti saya minat di mana, dan kenapa. Instansi paling favorit saat itu adalah Bapepam, selanjutnya BPK, Inspektorat Jenderal, dan seterusnya. Bapepam tentunya sudah dikaplingkan oleh rekan-rekan saya yang ranking 10 besar, seperti Bobby, contohnya. Saya lihat teman-teman mencari tahu tentang instansi pilihannya dan menentukan dengan keyakinan instansi mana yang akan dipilih. Usaha yang bagus. Saya, IP hanya 3,20 waktu tingkat satu, tidak pernah bermimpi memilih Bapepam, namun dalam formulir pemilihan instansi, saya cantumkan Bapepam diurutan pertama, dan berurutan instansi-instansi lain sesuai dengan urutan petunjuk pengisian yang diberikan Sekretariat

Rapel Pembuat Resah

Image
Menurut kakak kelas, rapel gaji dan TKPKN sejatinya dua atau tiga bulan semenjak tanggal surat pengangkatan PNS. Tapi, ketika kami di tingkat II dulu, tahun 1994, masuk bulan ke enam setelah pengangkatan rapel tidak kunjung datang. Praktis, isu keterlambatan rapel jadi topik utama bahasan para mahasiswa. Rapel begitu dinantikan sampai-sampai perasaan galau mahasiswa begitu ekspresif, terutama di kelas-kelas belajar. Sampai suatu ketika, pada pelajaran Intermediate Accounting yang diampu oleh Bpk Ony Syahroni, kegelisahan mahasiswa tercurahkan. Pak Ony, yang waktu itu salah satu pejabat di STAN, sempat bingung. Ada apa gerangan mahasiswa begitu simpang siur menyampaikan keresahan. Seusai jam belajar, saya dan Heri Triatmoko (BPPK) dipanggil untuk menghadap Pak Ony di Gedung A. Beliau menanyakan apa yang sedang terjadi. Kami menjelaskan bahwa teman-teman mahasiswa sangat resah dengan ketidakpastian pembayaran rapelan. Teman-teman merasa bahwa waktunya sudah sangat terlambat. Pak Ony man

Dikeroyok Orang Kampung di Lapangan Merah

Image
Lapangan merah, STAN, adalah lapangan mini kebanggaan mahasiswa STAN dan warga kampung sekitarnya. Seingat saya ada 3 lapangan mini di tempat yang berseberangan dengan Masjid Baitul Maal (MBM) tersebut. Tahun 1994-1995 an semasa saya tingkat II, aturan main untuk bisa main di lapangan merah adalah siapa yang datang duluan, maka dia dapat. Nah, dengan aturan itulah, mahasiswa STAN, warga kampung, maupun acara sepakbola resmi dari kampus bersama-sama bersepakbola ria. Suatu hari kami sepakat untuk tanding antar kelas. Pada hari H-nya, saya sebagai ketua kelas (saya lupa kelas berapa, yang pasti ada Aprinto Berlianto (Pajak) di sana) harus memastikan kalau kami dapat lapangan. Kelas kami yang bertanggungjawab, karena kelas kamilah yang menantang. Setelah bubaran kuliah sekitar pukul 14.00, saya bergegas pulang dan segera menuju ke lapangan merah. Terang saja saya berhasil dapat lapangan, karena tidak ada pemain bola yang datang ke lapangan sebelum adzan ashar. Teman-teman pun segera datan

Pentas Puisi Anak Negeri: Sebuah Awal

Deni Ridwan (Bapepam) dan Amin Syahran (BPPK) adalah teman sejati saya yang telah mendorong saya sehingga percaya diri untuk menjadi Koordinator Utama acara Pentas Puisi Anak Negeri. Saat itu tahun 1994 an waktu kami tingkat II, idenya berasal dari ketika saya menghadiri acara GAN (Gabungan Artis Nusantara) dimana pada acara tersebut para artis dan pejabat ibu kota ramai-ramai membaca puisi. Setelah rapat Album Wisuda dengan Amin, dan kongkow-kongkow Kembang (Kesatuan Mahasiswa Bandung) dengan Deni, saya utarakan ide mengadakan pentas puisi untuk pejabat-pejabat di lingkungan STAN. Mereka menyambut, dan langsung menunjuk saya sebagai koordinator. Nama Pentas Puisi Anak Negeri (PPAN) dicetuskan dari kepala Deni, selanjutnya semua hal terkait dengan kepanitiaan, acara, dana dan tamu serta penyair yang diundang kami susun sedemikian rupa. Mas Budi, ketua Senat waktu itu pun mendukung. Senat menggelontorkan dana sekitar Rp. 2.000.000,-, sisa dana harus kami cari dari sumber yang lain.

Tidak Takut Gagal Bisnis, Coba Terus Pantang Menyerah

Image
Walaupun anak STAN, yang sudah dijamin tidak menganggur dan dapat gaji bulanan, tapi bukan berarti naluri bisnis redup. Usaha entrepreneurship saya dan teman-teman STAN, yang saya ingat M. Syahrir, di mulai ketika saya tingkat II. Waktu itu kami sepakat mendirikan bimbingan belajar, namanya Creative. Bimbingan belajar tersebut sejatinya adalah private yang memberikan layanan datang rumah ke rumah. Jadi kami tidak membutuhkan tempat untuk kelas belajar. Usaha marketing dilakukan dengan menempelkan iklan di tiang listrik dan tembok-tembok perumahan di Bintaro dan sekitarnya. Selain itu, ratusan brosur juga kami masukan ke kotak surat rumah-rumah di target pasar kami. Pagi-pagi, saya bersepeda mengunjungi rumah-rumah di Bintaro untuk memasukan brosur ke kotak pos. Sore hari, usaha yang sama juga ditempuh bergantian dengan rekan bisnis. Sekian minggu, tidak ada respon pasar sama sekali. Dan pada akhirnya memang tidak ada respon pasar. Inilah keberhasilan kami yang tertunda dari usaha bisni

Gaya Anak STAN Tidak Butuh Duit: Pengalaman dengan Jaya Property

Image
Awalnya adalah kebutuhan Jaya Property akan tenaga surveyor kepuasan pelanggan. Mungkin mereka berpikir dengan memanfaatkan mahasiswa agar biaya mereka bisa ditekan. Tapi rupanya mereka salah alamat. Mahasiswa yang paling dekat dengan Jaya Property, yang berkantor sebelah Driving Range Bintaro, adalah mahasiswa STAN. Maka dengan informasi dari mulut ke mulut, ditawarkanlah pekerjaan kepada sekitar 20 an mahasiswa. Kami, waktu itu tingkat III, yang mendengar kesempatan tersebut beramai-ramai mendaftar. Perusahaan sempat mengadakan seleksi, berupa wawancara dan tes psikologi yang kami tidak tahu apa gunanya, tapi kabarnya kami diterima semua. Lucunya, pas wawancara terakhir, kebiasaan sebagai aktivis mulai muncul. Ceritanya kami mendengar bahwa tawaran gaji yang diberikan tidak seberapa, seingat saya di bawah Rp. 100.000,-. Mendengar hal tersebut, di kantor Jaya Property kami minta waktu berunding dengan sesama mahasiswa di ruang meeting. Kalau tidak salah motornya adalah Roy Martfianto.

Telepon Waktu Jaman di STAN: Nyolong pun Terjadi

Image
Fasilitas telepon tempo dulu, waktu masih belajar DIII di STAN (1993 -1996), bagaikan bumi dan langit dibandingkan dengan jaman SBY ini. Sebagai orang kampung yang merantau, telepon ke bapake ibune inyong di kampung halaman adalah rutinitas wajib. Fasilitas telepon interlokal disediakan oleh telepon kartunya telkom dan wartel. Saat itu, tahun 1993 – 1996, wartel masih sangat jarang. Kalau mau interlokal, saya harus naik angkot ke Kelurahan (Pondok Betung), deket bioskop. Ke wartel pun harus di atas jam 9 malam, karena jam 9 malam mendapatkan diskon sampai dengan 75%. Angkot ke Kelurahan masih Rp. 300. Bisa bayar Rp. 200, sambil nyebut “mahasiswa”. Kalau mau lebih praktis, telepon kartu bisa digunakan, waktu itu di kampus ada satu box telepon kartu. Di kampus STAN dalam hal pertelponan, paling tidak ada tiga kejahatan mahasiswa. Pertama adalah melakukan isi ulang kartu. Entah bagaimana caranya kartu kosong bisa diisi ulang dengan menggunakan box telepon kartu. Kedua adalah mengakali kar