Pohonku dan Kambingmu
Photo Courtesy to Calvin
Ketika rencana menanam 93 pohon yang akan dilakukan oleh angkatan STAN93 saya upload di milis PTKDK, seorang rekan mengingatkan bahaya laten di kampus kita, yaitu kambing. Penanaman pohon yang bertujuan mulia bisa jadi berantakan hasilnya, karena menjadi santapan lezat kambing-kambing yang berkeliaran leluasa di kampus.
Untung lah, rekan panitia, Eko dan Didit sudah memperhitungkan risiko tersebut dan memesan pohon-pohon dengan ketinggian 3 meter. Cukup lah untuk mempersulit kambing dan memberi kesempatan pohon bertahan hidup.
Ketika acara reuni STAN akan digelar tahun lalu, salah satu hal yang dipikirkan panitia tentunya adalah bagaimana cara menyembunyikan kambing-kambing yang telah masyhur itu. Terus terang ketika ke kampus pas reuni itu saya tidak melihat kambing. Mungkin karena saya terlalu banyak nongkrong di gedung G.
Sebenarnya binatang yang menjadi penghuni setia kampus bukan hanya kambing. Seingat saya, dulu waktu masih kuliah di gedung F tahun 1993-1994, saya sering memperhatikan kerbau yang lagi asyik mandi di lumpur. Kubangan-kubangan kerbau pun bisa dilihat di sebelah selatan (arah Bintaro) kampus kita. Boleh jadi pelihara kerbau bukan lagi hobi warga sekitar, atau STAN tidak lagi pas untuk bermain-main para kerbau jenaka.
Kami menanam pohon dengan riang gembira. Tidak menyangka kalau kegiatan kami sudah diintip beberapa pasang mata. Setelah kami pergi meninggalkan pohon yang kami tanam, mereka beraksi. Aduuuh, semoga saja para kambing tidak menggunakan ilmu kungfunya untuk meloncat ke dahan pohon yang cukup tinggi. Sementara pohon yang kurang beruntung, tetap jadi santapannya.
Semoga, daun-daun segar itu, tetap berkah dan menjadi daging yang enak dalam tubuh si kambing. Semoga kambing sehat selalu, punya anak banyak, dan bermanfaat buat pemiliknya.
Ketika rencana menanam 93 pohon yang akan dilakukan oleh angkatan STAN93 saya upload di milis PTKDK, seorang rekan mengingatkan bahaya laten di kampus kita, yaitu kambing. Penanaman pohon yang bertujuan mulia bisa jadi berantakan hasilnya, karena menjadi santapan lezat kambing-kambing yang berkeliaran leluasa di kampus.
Untung lah, rekan panitia, Eko dan Didit sudah memperhitungkan risiko tersebut dan memesan pohon-pohon dengan ketinggian 3 meter. Cukup lah untuk mempersulit kambing dan memberi kesempatan pohon bertahan hidup.
Ketika acara reuni STAN akan digelar tahun lalu, salah satu hal yang dipikirkan panitia tentunya adalah bagaimana cara menyembunyikan kambing-kambing yang telah masyhur itu. Terus terang ketika ke kampus pas reuni itu saya tidak melihat kambing. Mungkin karena saya terlalu banyak nongkrong di gedung G.
Sebenarnya binatang yang menjadi penghuni setia kampus bukan hanya kambing. Seingat saya, dulu waktu masih kuliah di gedung F tahun 1993-1994, saya sering memperhatikan kerbau yang lagi asyik mandi di lumpur. Kubangan-kubangan kerbau pun bisa dilihat di sebelah selatan (arah Bintaro) kampus kita. Boleh jadi pelihara kerbau bukan lagi hobi warga sekitar, atau STAN tidak lagi pas untuk bermain-main para kerbau jenaka.
Kami menanam pohon dengan riang gembira. Tidak menyangka kalau kegiatan kami sudah diintip beberapa pasang mata. Setelah kami pergi meninggalkan pohon yang kami tanam, mereka beraksi. Aduuuh, semoga saja para kambing tidak menggunakan ilmu kungfunya untuk meloncat ke dahan pohon yang cukup tinggi. Sementara pohon yang kurang beruntung, tetap jadi santapannya.
Semoga, daun-daun segar itu, tetap berkah dan menjadi daging yang enak dalam tubuh si kambing. Semoga kambing sehat selalu, punya anak banyak, dan bermanfaat buat pemiliknya.
Comments
Kampus kita memang dekat dengan alam.
jadi Inga waktu SMA dulu,,,, banyak pohon,,,Kecapi, nagka, jengkol pun ada,,,hahahhaha...
Tapi gak ada kambing ato kerbau c....
Tetep semangatlah Belajarnya...