Cash is Not a King Anymore

Bukannya saya mau membantah pakem terkenal Cash is a King dalam dunia keuangan, tapi saya meminjam istilah terkenal itu karena telah menemukan ternyata duit cash bukan lagi raja.

Di banyak bisnis, pembayaran secara tunai diutamakan dibandingkan dengan cara tempo (credit term). Hal tersebut karena transaksi tunai akan menyumbangkan likuiditas yang lebih baik bagi perusahaan sekaligus bisa menghemat biaya cost of capital. Keutamaan transaksi tunai masih berlaku sampai dengan saat ini dan sulit diperdebatkan.

Tapi sebagai konsumen, uang kas anda bisa jadi tidak dihargai sebagaimana yang seharusnya. Hal tersebut terjadi pada bisnis penjualan kendaraan bermotor, khususnya untuk merek-merek tertentu yang tengah boom permintaannya. Menurut pendapat saya, hal tersebut terjadi di bisnis penjualan kendaraan bermotor karena bisnis ini merupakan lahan subur bagi para perusahaan pembiayaan.

Apabila anda datang ke dealer motor Yamaha atau Honda, dan anda memutuskan untuk order sepeda motor dengan cara pembayaran tunai, maka bisa jadi anda akan kecewa. Pramuniaga akan mengatakan kalau pesanan anda indent. Tapi, kalau anda merubah term dengan mengajukan order kredit, saya yakin pramuniaga bisa memberikan kepastian delivery yang lebih cepat.

Saya mencobanya dengan mendatangi dealer Yamaha di daerah Cempaka Putih. Ketika saya katakan order untuk Yamaha Soul, pramuniaga hanya mengatakan kalau order tersebut indent 2 (dua) bulan dan belum dipastikan tanggal penyerahannya. Si pramuniaga pun menolak untuk menerima tanda jadi order, dan mengatakan kalau ia akan menelepon apabila sudah ada barangnya. Si pramuniaga hanya meminta nama dan nomor telepon dan selanjutnya akan menghubungi. Saya menekankan akan kepastian atau perkiraan delivery, namun hal itu sama sekali tidak dapat diketahui. Saya pun ragu atas keseriusan penanganan order saya mengingat biasanya, order tersebut diikat dengan uang tanda pemesanan, dan dealer terlihat tidak mau terikat oleh order saya.

Namun ketika saya menjumpai stand Yamaha di depan Carrefour, baik di Jakarta maupun di luar kota, mereka mengatakan bahwa Yamaha Soul ready stock. Tentu saja dengan cara kredit dan ditangani leasing tertentu. Seperti diketahui, perusahaan leasing mengenakan bunga flat minimal 20% pertahunnya. Bisa dibayangkan begitu mahal harga sepeda motor tersebut karena sudah melewati tangan ketiga.

Saya jadi berpikir, jangan-jangan perusahaan leasing sudah memborong sepeda motor dari dealer-dealer resmi dan menjualnya kepada konsumen akhir dengan cara kredit.

Ternyata dugaan saya dibenarkan oleh seorang teman yang bekerja di Wom Finance salah satu penyedia leasing sepeda motor). Perusahaan leasing biasanya telah membeli jatah sepeda motor untuk distribusi area-area tertentu, baik dengan sistem prepayment maupun sistem target. Dengan adanya pembelian jatah tersebut maka dealer-dealer sepeda motor diuntungkan karena ada kepastian penjualan lebih awal. Selain itu, ternyata dealer-dealer lebih suka menjual produknya secara kredit karena dealer akan mendapatkan komisi dari perusahaan leasing yang berkisar antara Rp. 500.000,- sampai dengan Rp. 800.000,- per unitnya. Karena harga jual sepeda motor merupakan harga yang dipatok dari prinsipal, sehingga keuntungan tambahan berupa komisi dari perusahaan leasing menjadi tambahan keuntungan dealer yang cukup signifikan. Ditambah lagi, apabila dealer menjual secara kredit maka dealer masih mendapatkan tambahan keuntungan dari perusahaan asuransi berupa komisi atas penggunaan jasi asuransinya. Jumlah komisi tersebut kisarannya sama dengan komisi dari perusahaan leasing. Jadi bisa dihitung, kalau menjual secara tunai, maka dealer mendapatkan keuntungan standar berupa selisih harga jual bandrol dengan harga pokok dari prinsipal. Namun apabila menjualnya secara kredit maka dealer tetap menerima uang secara tunai dari leasing ditambah keuntungan perunit sampai dengan Rp. 1.500.000,- dari komisi leasing dan komisi asuransi.

Hal tersebut di atas ternyata juga terjadi di penjualan mobil. Beberapa waktu lalu KKB (Kredit Kendaraan Bermotor) BCA menawarkan bunga kredit yang sangat murah untuk leasing mobil, yaitu sampai 3,55% untuk satu tahun. Padahal bunga pasar saat itu sampai 8% per tahun. Namun ternyata pembiayaan KKB BCA ini tidak disukai oleh dealer, hal tersebut dikarenakan tidak ada kerjasama antara pihak dealer dengan KKB BCA. Dengan tidak adanya kerjasama tersebut maka KKB BCA tidak berkomitmen untuk memberikan komisi apapun dengan pihak dealer. KKB BCA lebih bersifat pembiayaan langsung kepada nasabah dengan memotong biaya-biaya tidak langsung sehingga mampu memberikan bunga terendah kepada nasabahnya. Proses transaksi dengan menggunakan KKB BCA adalah bahwa pihak leasing memberikan dana tunai kepada nasabah, sehingga nasabah bisa membeli mobil secara tunai kepada dealer.
Pembelian mobil dengan menggunakan KKB BCA ternyata dipersulit. Pihak dealer mencoba mengalihkan penyedia leasing kepada perusahaan lain, dengan harapan pihak dealer mendapatkan tambahan pendapatan berupa komisi dari leasing tersebut dan dari asuransinya. Apabila menggunakan pihak leasing lain, sebagai contoh BCA Finance yang satu grup dengan KKB BCA, maka nasabah akan dikenakan tambahan berupa biaya provisi sebesar Rp. 1.000.000,-. Padahal biaya provisi tersebut tidak ditemukan pada KKB BCA.

Penolakan terhadap pembelian tunai ternyata terjadi juga di dealer besar seperti Auto 2000. Untuk diketahui, Auto 2000 juga telah mempunyai perusahaan pembiayaan satu grup yaitu ACC (Astra Credit Company) dan Astra Finance. Secara otomatis, pramuniaga Auto 2000 akan mengarahkan calon konsumennya kepada pembiayaan tersebut di atas. Sebagai konsumen, kita berhak untuk memilih perusahaan leasing. Dan penggunaan perusahaan leasing seperti KKB BCA, yang notabene mau memberikan bunga murah dengan meniadakan komisi dan biaya lain kepada pihak dealer, maka harus dibicarakan lebih awal dengan pihak Auto 2000, agar pada proses transaksinya nanti tidak dipersulit.

Ternyata, uang tunai bukan lagi raja untuk kita sebagai konsumen, yaitu apabila pihak ketiga menginginkan kita membayar lebih mahal untuk keuntungan mereka.

Comments

Anonymous said…
Saya punya 2 komen :
1. Susah sekali bikin komen di blog , muter-muter dulu

2.Ini baru komen asli
Saya turut rembug tentang aa gym.
Teringat kata seorang perawat di poliklinik. Beliau bilang mungkin karena waktu dulu para wanita dan ibu2 begitu sangat mengidolakan sosok beliau sampai-sampai bisa 'lupa' yang lain. Akibatnya Allah memberikan suatu perbuatan yang tampak sebagai suatu 'kesalahan' aa gym bagi para ibu dan wanita sehingga mereka tidak mengidolakannya lagi.
Apa iya ? mungkin......
Hanya ALlah yang tahu...
Anonymous said…
Setuju, 2 tahun lalu saya beli motor supra kredit 2 tahun bonusnya alamakk tv, kompor gas, vcd player... kalo cash ga dapat apa2.

tapi kemaren ada anomali sedikit, saya beli imac, datang pake sandal, pramuniaga agak malas ngelayanin saya. pas sudah mantab, saya bilang bungkus mas, saya bayar pake debit bca (cash), eh malah dikasih diskon 2%... cash a king ?? mungkin hanya berlaku di tempat ini..

Dwiles
blog.dapurpulsa.com
Anonymous said…
Understandably your article helped me very much in my college assignment. Hats high to you send, will look audacious for more related articles without delay as its anecdote of my choice issue to read.

Popular posts from this blog

Gajah Oling: Lebih Percaya pada Pengaman Swasta

Daftar Situs yang Diblokir Indosat dan Telkom

Membunuh Busway