Merokok adalah Penyakit Hati

Beberapa waktu lalu, saya bertanya kepada sahabat saya, apakah dia percaya
dengan fatwa?. Jawabnya percaya. Saya kembali bertanya, fatwa dari siapa?
Apakah percaya dengan fatwa dari Al-Irsyad dan Muhammadiyah? Dia mengatakan
percaya dan akan mengikutinya.

Maka saya menyalaminya. Saya mengatakan selamat!, karena anda pasti akan
berhenti merokok.

Ia bertanya ada apa gerangan. Saya membuka berita tentang fatwa Muhammadiyah
yang menyatakan haramnya merokok.

Ia mengakui, merokok memang jelek dan harus berhenti merokok. Dia juga
menambahkan, mulutnya bau, bajunya juga jadi bau. Istrinya pun tidak suka.
Dia berjanji akan berhenti.

Janji berhenti merokok selalu diikuti dengan pertanyaan: kapan?
Unfortunatelly, sampai saat ini ia pun masih merokok.

Saya semakin yakin, merokok itu memang penyakit. Tapi saya ngeri,
jangan-jangan merokok itu bukan hanya penyakit jasmani, tapi juga penyakit
hati. Ya, penyakit hati.

Sungguh banyak para perokok yang TEGA meracuni anaknya, dengan cara merokok
bersebelahan dengan sang buah hati. Sungguh banyak perokok yang TIDAK PEDULI
asap rokoknya membahayakan orang lain. Sungguh banyak perokok yang TIDAK MAU
TAHU masa depan orang-orang terkasihnya dengan menyimpan risiko kesehatan
yang biayanya tidak murah di kemudian hari. Bagaimana dia peduli terhadap
orang lain, termasuk anak istrinya, kalau terhadap dirinya pun dia tidak
peduli.

Disebut apa lagi mereka, kalau bukan orang-orang yang berpenyakit hati.
Mereka tidak peduli, mereka mendustakan bahaya yang mengancam. Dan dalam hal
fatwa haram merokok, mereka juga mendustakan para Alim Ulama yang seharusnya
menjadi panutan.

Sekali lagi saya mengatakan kepada teman saya yang lain, "Hai, merokok
diharamkan Muhammadiyah, lho", ia menjawab..."Saya lebih percaya kepada Kiai
NU". Saya memang tidak perlu pusing tentang hal ini, LAKUM DIINUKUM,
WALIYADDIN, bagimu agamamu, bagiku agamaku. Peace....

Comments

Popular posts from this blog

Gajah Oling: Lebih Percaya pada Pengaman Swasta

Daftar Situs yang Diblokir Indosat dan Telkom

Pohonku dan Kambingmu