Sabar Mas… Sabar Mba….
(Sebuah catatan kecil latihan kesabaran)
Mendapat lampu hijau di persimpangan jalan raya adalah hal yang menyenangkan bagi pengguna jalan raya. Sebaliknya bila bertemu dengan lampu merah berarti harus bersabar sejenak untuk menunggu giliran.
Demikian juga dengan saya bila sedang di jalan raya. Jika sedang menggunakan sepeda motor, saya akan berusaha mencari celah dengan hati-hati melewati mobil-mobil yang (biasanya) bila di lampu merah berjalannya lebih lambat daripada sepeda motor. Tentu agar tidak tertinggal lampu hijau.
Di perempatan Pojok Benteng Kulon Yogyakarta, dari arah selatan (Dongkelan), jalannya agak menanjak. Suatu hari saya yang sedang melaju di perempatan tersebut sempat melihat lampu hijau. Saat itu tentu saya bergegas agar tidak terkena lampu merah. Apalagi tidak ada timer traffic light sehingga tidak tahu berapa detik lagi lampu akan berganti merah.
Ketika sedikit lagi akan melewati lampu lalu lintas, didepan saya ada sebuah becak yang mungkin karena bebannya berat dan jalannya menanjak, terpaksa pak becak turun dan harus mendorong becaknya. Sementara disisi lain terdapat mobil yang sedang melaju. Tentu saya harus menunggu becak di depan saya, yang tidak melaju sekencang motor atau mobil. Malangnya lampu merah pun menyala. Rasanya kecewa sekali karena tadi sempat melihat lampu hijau dan hampir melewatinya. Tetapi juga tidak mungkin marah-marah kepada pak becak yang sudah susah payah mendorong becaknya dengan tenaga manusia bukan tenaga mesin. Berarti saya harus berhenti sejenak menanti lampu hijau.
Hati pun dituntut ikhlas dan sabar.Dan mungkin pak becak tersebut berkata sabar mas…sabar mba…, alon-alon asal kelakon.
Oleh: Dian Kumalasari
Mendapat lampu hijau di persimpangan jalan raya adalah hal yang menyenangkan bagi pengguna jalan raya. Sebaliknya bila bertemu dengan lampu merah berarti harus bersabar sejenak untuk menunggu giliran.
Demikian juga dengan saya bila sedang di jalan raya. Jika sedang menggunakan sepeda motor, saya akan berusaha mencari celah dengan hati-hati melewati mobil-mobil yang (biasanya) bila di lampu merah berjalannya lebih lambat daripada sepeda motor. Tentu agar tidak tertinggal lampu hijau.
Di perempatan Pojok Benteng Kulon Yogyakarta, dari arah selatan (Dongkelan), jalannya agak menanjak. Suatu hari saya yang sedang melaju di perempatan tersebut sempat melihat lampu hijau. Saat itu tentu saya bergegas agar tidak terkena lampu merah. Apalagi tidak ada timer traffic light sehingga tidak tahu berapa detik lagi lampu akan berganti merah.
Ketika sedikit lagi akan melewati lampu lalu lintas, didepan saya ada sebuah becak yang mungkin karena bebannya berat dan jalannya menanjak, terpaksa pak becak turun dan harus mendorong becaknya. Sementara disisi lain terdapat mobil yang sedang melaju. Tentu saya harus menunggu becak di depan saya, yang tidak melaju sekencang motor atau mobil. Malangnya lampu merah pun menyala. Rasanya kecewa sekali karena tadi sempat melihat lampu hijau dan hampir melewatinya. Tetapi juga tidak mungkin marah-marah kepada pak becak yang sudah susah payah mendorong becaknya dengan tenaga manusia bukan tenaga mesin. Berarti saya harus berhenti sejenak menanti lampu hijau.
Hati pun dituntut ikhlas dan sabar.Dan mungkin pak becak tersebut berkata sabar mas…sabar mba…, alon-alon asal kelakon.
Oleh: Dian Kumalasari
Comments