Mba Pramugari Jago Berjualan dan Baik Hati
Biasanya di pesawat saya tidur, tapi tadi pagi saya naik pesawat Sriwijaya jurusan Semarang, suasana lain dari biasanya. Kabin Sriwijaya bisa disulap oleh para Pramugari menjadi tempat jualan yang cukup meriah.
Setelah proses penyajian makanan selesai, para Pramugari menyilangkan kain motif di pundaknya, sambil menawarkan kain tersebut kepada penumpang pesawat. Mereka membawa berbagai motif dan melayani permintaan penumpang. Banyaknya penumpang pesawat yang tertarik dengan kain yang cantik-cantik itu membuat penumpang lain menjadi penasaran. Tidak hanya kain yang diminati berbagai produk seperti bollpen, parfum, mainan anak pun ditimang-timang oleh penumpang pesawat.
Seorang ibu di sebelah saya menceritakan, memang kain itu laku sekali. Harganya tujuh puluh ribuan, kata si ibu, mungkin kain itu dari India, kata dia.
Yang saya tahu, di pesawat lain, penjualan produk souvenir kurang semarak. Produknya itu-itu saja, dan peminatnya pun sangat jarang. Di kabin Sriwijaya ini memang lain sekali. Memang produknya biasa saja, kecuali kain-kain, tapi yang saya lihat si Pramugari sangat semangat dalam menawarkan. Mereka bukan cuma melayani tapi menawarkan dengan bahasa salesperson yang persuasif.
Setelah 40 menit terbang, giliran Pilot mengumumkan akan segera mendarat, suasana menjadi lebih ramai. Si Pramugari menjadi terburu-buru, ada yang masih nanya, ada yang menunggu kembalian dan macam-macam.
Hebatnya lagi, walaupun tidak melayani kartu kredit, mereka bersedia untuk dibayar di depan ATM . Can you imagine, Pramugari sampai turun dari pesawat dan mengikuti pembeli sampai ke depan ATM untuk mendapatkan pembayaran. Padahal, penumpang masih banyak di pesawat dan ada penerbangan lanjutan. Saya hanya berdecak kagum, sampai sejauh itu mereka mau melayani. Walaupun bisa saja dimarahi supervisor mereka karena meninggalkan kabin. But anyway, yang saya lihat mereka hanya mau menjadikan keinginan penumpang untuk membeli menjadi terjadi, walaupun mereka harus sedikit berkorban.
Kebetulan, saya lah yang membayar di depan ATM. Terimakasih Mba Pramugari, terimakasih Sriwijaya.
Setelah proses penyajian makanan selesai, para Pramugari menyilangkan kain motif di pundaknya, sambil menawarkan kain tersebut kepada penumpang pesawat. Mereka membawa berbagai motif dan melayani permintaan penumpang. Banyaknya penumpang pesawat yang tertarik dengan kain yang cantik-cantik itu membuat penumpang lain menjadi penasaran. Tidak hanya kain yang diminati berbagai produk seperti bollpen, parfum, mainan anak pun ditimang-timang oleh penumpang pesawat.
Seorang ibu di sebelah saya menceritakan, memang kain itu laku sekali. Harganya tujuh puluh ribuan, kata si ibu, mungkin kain itu dari India, kata dia.
Yang saya tahu, di pesawat lain, penjualan produk souvenir kurang semarak. Produknya itu-itu saja, dan peminatnya pun sangat jarang. Di kabin Sriwijaya ini memang lain sekali. Memang produknya biasa saja, kecuali kain-kain, tapi yang saya lihat si Pramugari sangat semangat dalam menawarkan. Mereka bukan cuma melayani tapi menawarkan dengan bahasa salesperson yang persuasif.
Setelah 40 menit terbang, giliran Pilot mengumumkan akan segera mendarat, suasana menjadi lebih ramai. Si Pramugari menjadi terburu-buru, ada yang masih nanya, ada yang menunggu kembalian dan macam-macam.
Hebatnya lagi, walaupun tidak melayani kartu kredit, mereka bersedia untuk dibayar di depan ATM . Can you imagine, Pramugari sampai turun dari pesawat dan mengikuti pembeli sampai ke depan ATM untuk mendapatkan pembayaran. Padahal, penumpang masih banyak di pesawat dan ada penerbangan lanjutan. Saya hanya berdecak kagum, sampai sejauh itu mereka mau melayani. Walaupun bisa saja dimarahi supervisor mereka karena meninggalkan kabin. But anyway, yang saya lihat mereka hanya mau menjadikan keinginan penumpang untuk membeli menjadi terjadi, walaupun mereka harus sedikit berkorban.
Kebetulan, saya lah yang membayar di depan ATM. Terimakasih Mba Pramugari, terimakasih Sriwijaya.
Comments