Purnama di Surabaya: Lanjutan Diskusi tentang Perbedaan 1 Syawal


Oleh-oleh dari SBY #1:

Tadi sore, ketika adzan maghrib berkumandang di Sidotopo, Surabaya bagian Utara, saya terbelalak menyaksikan bulan purnama. Tidak seperti biasanya, bulan purnama ini sangat memberikan kepuasan kepada saya. Apa pasal?, satu dua hari lalu, saya membaca di surat pembaca sebuah harian, kalau tidak salah Jawa Pos, ada satu surat pembaca yang menyatakan bahwa pada tanggal 25 Oktober, tepatnya waktu maghrib adalah pembuktian kebenaran tanggal 1 Syawal lalu. Apabila pada tanggal 25 Oktober waktu maghrib terlihat bulan purnama penuh, maka tanggal 1 Syawal jatuh pada hari Jumat 12 Oktober lalu. Sedangkan apabila bulan purnama tidak terlihat, maka 1 Syawal jatuh pada hari Sabtu 13 Oktober 2007.

Ketika membaca surat pembaca tersebut, saya pun merasa kurang antusias, karena surat tersebut ditulis oleh orang yang tidak mencantumkan keahliannya maupun suatu badan atau lembaga yang terkait dengan ilmu astronomi maupun rukyah. Namun demikian, mungkin informasi ini bisa diteruskan kepada pihak-pihak yang memahami dengan baik ilmu astronomi sehingga dapat melakukan konfirmasi.

Tentunya konfirmasi tersebut tidak bermaksud untuk saling menyalahkan ataupun merasa benar sendiri. Konfirmasi tersebut hanyalah suatu diskusi keilmuan, apakah memang benar pendapat di surat pembaca tersebut di atas.

Terus terang saya sempat merenung ketika sedang berjuang keras menembus kemacetan di Cirebon hari Kamis tanggal 11 Oktober lalu, saya mendapatkan posting email dari Bung Ossy yang mengatakan bahwa di Timur Tengah, hanya Mesir dan Oman yang merayakan Hari Raya Idul Fitri hari Jumat tanggal 12 Oktober. Saya merenung, alangkah berani dan percaya dirinya para ahli falak (astronomi) di Muhammadiyah sehingga telah memutuskan hari Raya Idul Fitri tanggal 12 Oktober jauh hari sebelumnya. Tapi ternyata, teman-teman di Muhammadiyah memang sangat profesional dan percaya diri, dan ini terbukti dari tahun ke tahun. Saya pun konsisten mengikuti fatwa-fatwa Muhammadiyah.

Teman saya menanggapi, ternyata di Saudi Arabia pun, Idul Fitri yang sebelumnya ditentukan hari Jumat, kemudian dirubah menjadi Hari Sabtu (seperti yang dikatakan posting Bung Ossy), tetapi pada malam harinya, Pemerintah Saudi Arabia akhirnya memutuskan untuk merayakan Idul Fitri di hari Jumat karena ada informasi hilal yang didapatkan. Wallahu a'lam bishowab.

Purnama Surabaya, sungguh membuatku terpana. Bagaimana pendapat anda?

Comments

Al muhandis said…
saya lebaran hari jum'at mas,
wallahu a'lam. semoga Allah mengampuni kesalahan dan kebodohan kita.
Anonymous said…
Tulisan yang menarik Mas Dikky ..

Pertanyaan nakal :
Apakah jika Idul Fitri tahun ini 12 Oktober maka bulan purnama adalah 25 Oktober waktu maghrib? Mengingat bahwa sebagian ormas juga menyatakan bahwa bulan telah di atas ufuk pada tanggal 11 oktober, tetapi karena derajat ketinggiannya tidak cukup, maka mereka shalat ied tanggal 13 oktober ...


http://deddinordiawan.wordpress.com/2007/10/22/partai-rukyah-vs-partai-hisab/#comments


Anyway, maaf kalau contoh taqlidnya pake ormas muhammadiyah, semata-mata karena saya dibesarkan di lingkungan muhammadiyah ... hehehe ...

Goodluck Mas!!
Dikky Zulfikar said…
Pak Deddi,
Semenjak sebelum Ramadhan diskusi ini memang sudah marak. saya baca posting tentang diskusi ini bagus sekali, tapi arsipnya tidak ketemu. Tulisan tersebut dikeluarkan oleh lembaga yang melaksanakan rukyah. intinya adalah bukan pada masalah posisi hilal, namun pendekatan atau metode mengartikan posisi hilal yang berbeda. perbedaan itu pun bukan hanya Muhammadiyah, namun lembaga2 di dunia ini punya dalil yang beragam. Dan muhammadiyah menganut salah satu dalil yang kebetulan berbeda dengan pemerintah.
Namun, hikmahnya adalah dengan adanya perbedaan tersebut semoga memacu umat muslim untuk kembali mengekplorasi astronomi dan langit, sehingga muslim kembali memimpin dalam bidang tersebut.

Terimakasih atas komentarnya.

Popular posts from this blog

Gajah Oling: Lebih Percaya pada Pengaman Swasta

Daftar Situs yang Diblokir Indosat dan Telkom

Pohonku dan Kambingmu