Internet Gratis dengan Browser Cangkokan, Bisakah?
Kita sering menemukan hotspot gratisan. Namun akhir-akhir ini banyak saya lihat, layanan hotspot tidak lagi diberikan gratis. Banyak pemilik tempat publik termakan rayuan provider untuk menjadikan hotspot mereka menjadi berbayar, atau mimpi mendapatkan pendapatan tambahan besar dari penjualan voucher internetnya. Saya yakin side revenue mereka tidak seberapa, tapi kecewanya kita ini yang pasti lebih terasa.
Pemilik tempat boleh saja mempunyai alasan, untuk efisiensi lah, untuk tambahan income lah, tapi pengunjung mau tidak mau harus menerimanya. Alih-alih menggerutu mari cari solusi untuk para pemilik tempat agar mereka tidak terbebani dengan fasilitas yang diberikan kepada pengunjung-pengunjung pendamba internet gratisan.
Pertanyaannya adalah, bagaimana caranya membuat fasilitas internet tetap gratis bagi pengunjung tapi tidak membebani si empunya tempat. Kalau pengunjung yang harus bayar internet, berarti pengunjung adalah target pelanggan. Nah bagaimana kalau definisi target pelanggan ini dialihkan kepada pihak lain. Siapa mereka? tentu saja si pemasang iklan.
Tentu saja pemasang iklan tidak memasang iklan di dalam halaman web. Apakah bisa pemasang iklan memasang banner-banner mereka di menu bar browser yang kita gunakan? Seharusnya ada cara untuk menampilkan iklan-iklan tersebut di menu bar browser kita.
Teknisnya adalah, pihak penyedia internet menyediakan browser khusus yang dapat digunakan untuk fasilitas internetnya. Browser tersebut adalah browser yang sudah ada, seperti IE, yang dicangkok dengan kode-kode tertentu dan banner-banner iklan sehingga dapat tersambung ke fasilitas internet dan menampilkan iklan.
Pihak pengguna internet gratis hanya bisa menggunakan browser tersebut untuk mengakses layanan internet gratis. Browser lain yang ada di komputer pengguna/pengunjung tidak dapat digunakan. Pengguna harus download dulu browser yang sudah dicangkoki iklan dan baru dapat memanfaatkannya untuk browsing gratis.
Mungkinkah cara di atas dilakukan? nah, tugas pembaca yang dari IT yang harus menjawabnya. Saya sendiri sudah cari-cari jawabannya di Standar Akuntansi Keuangan tapi tidak ketemu.
Pemilik tempat boleh saja mempunyai alasan, untuk efisiensi lah, untuk tambahan income lah, tapi pengunjung mau tidak mau harus menerimanya. Alih-alih menggerutu mari cari solusi untuk para pemilik tempat agar mereka tidak terbebani dengan fasilitas yang diberikan kepada pengunjung-pengunjung pendamba internet gratisan.
Pertanyaannya adalah, bagaimana caranya membuat fasilitas internet tetap gratis bagi pengunjung tapi tidak membebani si empunya tempat. Kalau pengunjung yang harus bayar internet, berarti pengunjung adalah target pelanggan. Nah bagaimana kalau definisi target pelanggan ini dialihkan kepada pihak lain. Siapa mereka? tentu saja si pemasang iklan.
Tentu saja pemasang iklan tidak memasang iklan di dalam halaman web. Apakah bisa pemasang iklan memasang banner-banner mereka di menu bar browser yang kita gunakan? Seharusnya ada cara untuk menampilkan iklan-iklan tersebut di menu bar browser kita.
Teknisnya adalah, pihak penyedia internet menyediakan browser khusus yang dapat digunakan untuk fasilitas internetnya. Browser tersebut adalah browser yang sudah ada, seperti IE, yang dicangkok dengan kode-kode tertentu dan banner-banner iklan sehingga dapat tersambung ke fasilitas internet dan menampilkan iklan.
Pihak pengguna internet gratis hanya bisa menggunakan browser tersebut untuk mengakses layanan internet gratis. Browser lain yang ada di komputer pengguna/pengunjung tidak dapat digunakan. Pengguna harus download dulu browser yang sudah dicangkoki iklan dan baru dapat memanfaatkannya untuk browsing gratis.
Mungkinkah cara di atas dilakukan? nah, tugas pembaca yang dari IT yang harus menjawabnya. Saya sendiri sudah cari-cari jawabannya di Standar Akuntansi Keuangan tapi tidak ketemu.
Comments
izin juga mengQuota,, :)
hal ini sanggat menarik untuk didiskusikan
mohon kontak ke email saya
greenbel@live.com
terima kasih, saya tunggu :)