Info dari Ruangan Kongres: Tamatnya Riwayat PTKDK

Gencarnya informasi tentang acara reuni membuat saya tidak kesulitan untuk menentukan langkah. Begitu datang dan mendaftar, langsung menuju ke Gedung B untuk menitipkan anak di area bermain. Lengkap dan nyaman, itulah kesan pertama gedung B yang dirubah menjadi tempat istirahat dan arena bermain anak. Setelah briefing kepada istri dan anak, saya menuju Gedung G untuk mengikuti acara pembukaan dan kongres. Di depan Gedung P, Sampurna (BPPK), Untung (Pajak?), Pak Muhadi (Dosen), Prayudi Nugraha (BPPK), John (BPK), dan beberapa teman lain asik mengobrol. Juga ada Marlan (BSM), Diah (dulu BAKUN) yang ketemu di tempat parkir sebelumnya. Setelah tegur sapa saya menuju Gedung G.

Acara pun segera dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Nikmat sekali menyanyikan lagu kebangsaan setelah lama tidak menyanyikannya dalam sebuah forum besar. Sambutan demi sambutan disampaikan. Kepala BPPK dalam sambutannya tidak lupa menyebutkan kesuraman kampus STAN ditambah lagi dengan informasi tentang si penggembira kambing-kambing kampus. Disusul Pak Suyono Salamun yang menangkis pernyataan atasannya.
Menurut Pak Suyono, justru setelah 10 tahun ini, kampus menjadi lebih baik. Salah satu prestasinya adalah dengan jebolnya tembok Berlin penghalang kampus dan Bintaro, yang menurut Pak Suyono harus melalui negosiasi yang panjang bahkan sampai dibantu Pak Yusuf Anwar. Pak Suyono juga menyampaikan perkembangan berikutnya yaitu dengan sedang berjalannya proses STAN menjadi BLU (Badan Layanan Umum).


Ketua IKAPTKDK, Pak Hadi Purnomo, menyampaikan sambutan berikutnya. Dari sambutan Pak Suyono dan Pak Hadi Purnomo, paling tidak ada beberapa berita dan isu yang menarik, yaitu diantaranya (1) kesediaan Menteri Keuangan ex officio untuk menjadi pelindung IKA PTKDK. (2) disampaikan permohonan maaf Menteri Keuangan karena tidak bisa hadir, beliau mengatakan " Maaf banget saya tidak bisa mengatur jadwal Presiden", karena rapat tentang dampak kenaikan harga minyak bumi ternyata diundur menjadi minggu pagi bertepatan dengan acara, (3) informasi bahwa Menkeu ternyata sangat membela keberadaan STAN, bahkan ketika bersama Menteri Pendidikan (?) di depan Presiden terkait dengan statemen bahwa STAN menghabiskan terlalu banyak anggaran, (4) hadirnya lulusan pertama IIK yaitu Bapak Ahmadi yang lulus tahun 1959,(5) dikatakan oleh Pak Hadi Purnomo bahwa tanggal 11 November ditetapkan sebagai hari h reuni karena bertepatan dengan 11 tahun menjabatnya Pak Suyono Salamun sebagai Direktur STAN, dan bertepatan satu hari setelah hari pahlawan, serta tanggal tersebut merupakan nomor cantik (1111).


Patutlah kita berbangga, walaupun Menteri Keuangan tidak dapat hadir, namun Wakil Presiden dapat menyempatkan hadir. Pak Wapres didampingi oleh satu orang ajudan dan memberikan sambutan serta guyonan yang membuat peserta terpingkal-pingkal. Selama setengah jam lebih Wakil Presiden Kelik Pelipur Lara berpidato di depan hadirin.


Setelah acara pembukaan berakhir, tibalah acara kongres yang dipimpin oleh Dandosi Matram. Seperti yang diprediksikan sebelumnya, dengan waktu yang disediakan hanya satu setengah jam, maka senjata pamungkas voting menjadi andalan. Sering kali peserta yang mempunyai aspirasi berbeda harus sabar karena sudah kalah voting terlebih dahulu.


Pada sesi pembahasan nama IKA PTKDK, debat yang lazim dalam suasana kongres mulai terasa. Mainstream menginginkan nama IKA PTKDK dirubah. Dan nama IKANAS DEPKEU (Ikatan Keluarga Alumni Sekolah Pendidikan Kedinasan Departemen Keuangan) yang sudah dipersiapkan sebelumnya mendapatkan dukungan mayoritas dari peserta kongres. Pendukung IKA-STAN harus bergigit jari mengingat kurangnya suara yang dimiliki. Kurang didukungnya IKA STAN juga karena ada himbauan untuk menghindari salah satu nama (baik STAN, IIK, STIKN, Prodip) untuk digunakan karena ditakutkan akan menimbulkan perpecahan diantara para lulusan antar angkatan. Pak Suyono pun sempat interupsi, dan menolak voting karena kuatir nama IKA STAN akan menang sehingga perpecahan antar angkatan dapat terjadi.


Acara selanjutnya yang menarik adalah pemilihan Ketua IKANAS DEPKEU. Dalam sesi ini lebih banyak suara dari peserta kongres, baik yang mencalonkan kandidat, menanyakan mekanisme, maupun memberikan usulan-usulan. Menurut AD/ART DPP terdiri dari 7 (tujuh) orang yang dipilih oleh Kongres. Kandidat dengan suara terbanyak akan menduduki Ketua DPP. Setelah proses pencalonan yang cukup seru dengan disertai argumentasi-argumentasi maka didapatkan 8 (delapan) calon Ketua dan anggota Dewan Pimpinan Pusat (DPP). Nama-nama dan perolehan suara dari masing-masing kandidat adalah sebagai berikut: Mulia P. Nasution (Sekjen Depkeu)=90 suara, Permana Agung=73 suara, Didi Ahmadi (KPPU)=5 suara, Subiyanto (Komisaris BOSOWA)=3 suara, Dikky Zulfikar (Penulis)=3 suara, Ardan Ardi=2 suara, Syafri Adnan (BPKP)=1 suara, dan Daeng M. Nazier=0 suara. Sehingga, dari kedelapan kandidat di atas, hanya Daeng M. Nazier yang tidak terpilih sebagai anggota DPP sedangkan Mulia P. Nasution terpilih sebagai Ketua IKANAS DEPKEU untuk periode 3 tahun kedepan. Pada sesi selanjutnya, Daeng M. Nazier dipilih sebagai salah satu Dewan Kehormatan IKANAS DEPKEU.


Kongres diakhiri dengan sambutan Ketua Baru yang terpilih dan dilanjutkan konser musik yang menggelegar.


Comments

Anonymous said…
wah ternyata ada juga senior yang memposting tentang hasil kongres kemaren, jadi saya ngak perlu memposting lagi... hehehehhehe...



mriyandi
Administration manager dan Penanggung jawab kongres dikampus
DJKN belum puny6a NIP (baru lulus, he3x...)
stan 04.
Anonymous said…
nggak laku yak???

Popular posts from this blog

Gajah Oling: Lebih Percaya pada Pengaman Swasta

Daftar Situs yang Diblokir Indosat dan Telkom

Pohonku dan Kambingmu