Tinggalkan Inovasi, Mulai lah dengan Meniru!
Banyak perusahaan besar maupun negara industri besar memulai bisnisnya dengan strategi yang sederhana, yaitu strategi meniru, mee too. Alih-alih berpikir inovasi, mereka memantapkan diri untuk terjun ke dalam bisnis yang telah ada pendahulunya dan terbukti mempunyai pasar yang mencukupi serta menjanjikan. Mereka tidak membutuhkan riset pasar maupun riset produk, semuanya ada didepan mata, termasuk sumber dayanya, yang harus dikerjakan adalah membuat produk/jasa yang sama dengan yang sudah ada dan menjualnya di pasar yang sudah terbentuk.
Jepang, Taiwan, dan Korea pada awalnya dikenal sebagai negara penghasil produk-produk tiruan yang tidak berkualitas. Karakteristik produk mereka adalah murah, tidak berkualitas, dan merupakan produk jiplakan dari produk standar yang sudah ada. Pada awalnya, memang produk mereka dicemooh secara luas dan tidak dipercaya sebagai produk yang baik. Namun pasar lebih jujur, tidak semua orang mempunyai preferensi yang sama tentang arti baik dan berkualitas, tidak semua orang mau mengorbankan uang lebih besar. Produk mee too tersebut di atas pada kenyataannya mendapatkan pasar, dan di banyak kasus mampu menggoyang produk standar yang jauh sudah mapan.
Strategi tersebut saat ini sedang ditiru oleh Cina dan India. Lihatlah rak-rak toko sekarang, lihatlah produk-produk yang kita beli, sebagian adalah produk yang tidak berkualitas yang dibuat oleh Cina dan India. Tanpa sadar kita mulai meninggalkan merk-merk hebat dan menggantikannya dengan merk-merk baru kelas dua.
Bisnis tidak hanya berkutat dengan "to produce", bisnis mempunyai dimensi yang lebih luas. Sedikitnya, dimensi bisnis meliputi riset, produksi, distribusi, pemasaran, dan penjualan. Hanya berkonsentrasi kepada berpikir membuat produk inovatif adalah bukan cara yang tepat. Belum tentu ketika produk inovatif tersebut selesai dibuat kemudian mampu dijual dan menghasilkan. Banyak sekali produk yang bagus namun gagal di pasaran. Bukan karena kesalahan produk tersebut, tetapi karena kurangnya pemahaman akan value chain dalam bisnis, yaitu hanya mempunyai kemampuan produksi tetapi tidak tahu distribusi, pemasaran, penjualan, maupun riset.
Dengan melakukan strategi mee too, pelaku bisnis akan lebih cepat dan lebih murah memahami value chain di atas. Perusahaan yang sudah terlebih dahulu ada dalam industri adalah sekolah anda untuk belajar. Bagaimana produk dibuat agar diterima pasar, bagaimana jalur distribusi harus dibangun, bagaimana melakukan marketing, dan bagaimana menjualnya kepada konsumen, ternyata semuanya sudah ada dan mudah dipelajari. Paling tidak semua tersebut di atas adalah ilmu dasar yang menjadi bekal awal, dan selanjutnya bisa dikembangkan.
Keberhasilan bisnis dengan strategi mee too adalah modal awal yang sangat berharga untuk melakukan pengembangan. Dengan telah terjun di bisnis dengan strategi di atas, anda tidak lagi buta terhadap pasar dan value chain yang terkait. Anda tidak lagi dikatakan sebagai pemula yang tidak tahu apa-apa. Ini lah batu loncatan anda dan awal dari pertumbuhan yang sesungguhnya.
Jepang, Taiwan dan Korea kini menjadi tren setter dalam inovasi produk, dan memimpin di banyak kategori premium. Mereka mengejar ketertinggalan dengan cara menyusup dan belajar dari para pendahulu dan kompetitor yang lebih kuat. Mereka meniru apa yang tidak bisa mereka temukan dan selanjutnya mengembangkannya sehingga mampu melampui produk yang sebelumnya menjadi panutannya.
Strategi mee too, tidak hanya diterapkan oleh perusahaan baru, pemula bisnis, maupun mereka yang malas dalam inovasi. Korporat-korporat besar yang disegani pun sangat senang menerapkan strategi tersebut. Kenapa GE, perusahaan yang bisnis intinya adalah elektronik dan mesin, saat ini mempunyai bisnis keuangan yang besar. Kenapa Google, si pencari, tiba-tiba ingin merambah sektor penyedia layanan telepon selular. Ini semua adalah strategi mee too. Mereka ingin meniru pendahulu yang sudah ada dalam bisnis tersebut dan menikmati kesuksesan. Bisnis keuangan dan komunikasi adalah bisnis yang sangat menjanjikan. Di mana ada gula, disitu semut berbondong-bondong.
Jadi, marilah kita ramai-ramai meniru. Bagaimana pendapat anda?
Comments
Sempet bingung jg pas dikasih tugas bikin Business Plan. Akhirnya pake strategi mee too tapi ada beda dari yang udah ada. Belum selesai sih tapi mudah - mudahan bisa survive.
Argo