Pentas Puisi Anak Negeri: Sebuah Awal

Deni Ridwan (Bapepam) dan Amin Syahran (BPPK) adalah teman sejati saya yang telah mendorong saya sehingga percaya diri untuk menjadi Koordinator Utama acara Pentas Puisi Anak Negeri. Saat itu tahun 1994 an waktu kami tingkat II, idenya berasal dari ketika saya menghadiri acara GAN (Gabungan Artis Nusantara) dimana pada acara tersebut para artis dan pejabat ibu kota ramai-ramai membaca puisi. Setelah rapat Album Wisuda dengan Amin, dan kongkow-kongkow Kembang (Kesatuan Mahasiswa Bandung) dengan Deni, saya utarakan ide mengadakan pentas puisi untuk pejabat-pejabat di lingkungan STAN. Mereka menyambut, dan langsung menunjuk saya sebagai koordinator. Nama Pentas Puisi Anak Negeri (PPAN) dicetuskan dari kepala Deni, selanjutnya semua hal terkait dengan kepanitiaan, acara, dana dan tamu serta penyair yang diundang kami susun sedemikian rupa. Mas Budi, ketua Senat waktu itu pun mendukung. Senat menggelontorkan dana sekitar Rp. 2.000.000,-, sisa dana harus kami cari dari sumber yang lain. Kami harus bergerilya ke Purnawarman untuk meminta kesediaan para pejabat membacakan puisi. Alhamdulillah sebagian besar pejabat berpartisipasi, baik dari kesediaan dana maupun keikutsertaan dalam acara. Kami juga mendapatkan dukungan dari Tjakraceta. Tjakraceta adalah unit kegiatan seni yang baru di kampus. Dulu posisinya sering dioposisikan dengan mainstream, yaitu Senat dan MBM. Tjakraceta menyumbangkan seperangkat alat gamelan berikut pemain dan sajian musik gamelan yang sangat memukau. Kami berhasil menghadirkan sekian sastrawan terkenal, diantaranya adalah Jose Rizal Manua. Di hari H, kegiatan yang sejatinya kami adakan di taman di antara Gedung D dan E menjadi berantakan karena hujan yang sangat deras. Panggung dan kursi basah kuyup tidak bisa digunakan. Kami beralih ke dalam Gedung D, dan acara dapat diteruskan dengan meriah.Dipandang sukses, Mas Budi suatu hari ketika saya tingkat III, memanggil saya ke ruangan Senat di Gedung G. Dia meminta saya mengadakan pentas puisi kembali dan bersedia menggelontorkan dana. Saya sangat senang waktu itu. Bersama kawan-kawan eks PPAN I, kami memutuskan Dendi Amrin (Pajak) sebagai koordinator acara. PPAN II diadakan di Gedung G dan berhasil mengundang presiden puisi Indonesia Sutardji Chalzom Bachri. Saya sangat bangga, kegiatan yang dipimpin Dendi Amrin bisa jauh lebih sukses.Setelah saya bertugas di BAKUN, salah satu panitia pada PPAN III, Farila (Ela, Pajak) mengabarkan pada saya bahwa PPAN dilanjutkan lagi selama dua tahun berturut-turut. Pada penyelenggaraan PPAN III berhasil mengundang Rendra. Dan PPAN IV berhasil mengundang Kyai Kanjengnya Emha Ainun Najib. Saya sangat bangga, PPAN adalah kegiatan dimana pertama kali saya menjadi Koordinator Utama. Sebelumnya saya malang melintang di berbagai kegiatan dengan berbagai posisi. Saya bersyukur dapat belajar banyak dari kegiatan-kegiatan tersebut. Terimakasih STAN, terimakasih rekan-rekan semua.

Comments

Popular posts from this blog

Gajah Oling: Lebih Percaya pada Pengaman Swasta

Daftar Situs yang Diblokir Indosat dan Telkom

Pohonku dan Kambingmu