JCC Tidak Layak Lagi!


Kawasan Jakarta Convention Center (JCC) sudah tidak lagi memadai untuk pameran besar. Tempat aksesnya macet, parkirnya sempit, tempat makannya payah, dan bisa mengancam keberadaan Gelora Bung Karno sebagai pusat kawasan olahraga nasional.

Hari Sabtu lalu saya pergi ke Indonesia Book Fair di JCC. Pameran buku tersebut bersamaan dengan penyelenggaraan pameran komputer. Pengalaman dari kedatangan ke pameran-pameran sebelumnya adalah menyebalkan. Dan hari itu, sudah saya duga akan kembali menyebalkan, dan ternyata lebih parah lagi. Pintu akses masuk ke kawasan JCC/Gelora Bung Karno selalu macet parah.

Pintu masuk depan TVRI biasanya macet mengular hingga parkiran Hotel Sultan. Seringkali dilakukan buka tutup di pintu masuk tersebut oleh Polisi. Pintu masuk depan Hotel Mulia juga sama saja, macet dan sistem buka tutup. Setelah berhasil masuk dari pintu tersebut, di dalam kawasan juga harus sabar mengantri. Pintu masuk depan Hotel Century, maupun pintu masuk utama di sebelah driving range sama saja. Kemacetan pintu masuk tersebut membuat jalanan umum menjadi macet parah, bukan saja buat kendaraan yang menuju ke kawasan JCC/GBK tapi juga kendaraan ke tujuan lainnya.

Di dalam kawasan GBK, mencari parkir adalah keruwetan tersendiri. Bisa saja parkir di tempat yang sepi, tapi jaraknya bisa 300 meter sampai 500 meter dari gedung tujuan, mau?. Kendaraan harus bermacet-macet sambil mencari tempat parkir. Rejeki nomplok kalau di depan kita ada mobil yang keluar dari tempat parkirnya, tapi itu kan 1001 kemungkinan.

Karena sudah tidak cukupnya tempat parkir, semua tempat kosong menjadi tempat parkir. Termasuk tempat yang dulu ditumbuhi rumput dekat Lapangan Latihan PSSI, sekarang sudah difungsikan untuk parkir. Akses menuju GBK bagian dalam pun disulap jadi tempat parkir. Pinggir jalan jadi tempat parkir. Semua tempat yang memungkinkan jadi tempat parkir. Semrawut!.

Saya membayangkan, orang-orang yang punya kegiatan rutin olahraga di GBK pasti akan sangat terganggu. Di GBK banyak sekali fasilitas olahraga seperti lapangan bola, lapangan softball, kolam renang, dan sebagainya. Bagaimana pengunjung fasilitas tersebut tidak kesal kalau harus berjuang bersama pengunjung pameran. Jangan-jangan fasilitas tersebut telah ditinggalkan oleh peminatnya. Pasti hal ini ada hubungannya dengan prestasi olahraga bangsa ini.

Setelah jam makan siang, mencari makanan adalah juga kegiatan menyebalkan. Dengan kapasitas pengunjung yang besar, tidak diimbangi fasilitas makanan yang memadai. Tempat makan di sebelah gedung JCC, salah satunya warung Bakso Lapangan Tembak, terkesan kotor dan jorok. Pengunjung yang berjubel, tempat sempit, udara panas, dan makanan yang seadanya, membuat selera makan hilang. Hanya naluri untuk mengisi perut saja yang tersisa. Saya membayangkan, bagaimana kalau hujan turun, pasti becek dan lebih menyedihkan. Pilihan makan di dalam gedung JCC terlalu eksklusif dan itu-itu saja. Sebagian pengunjung terbukti tidak berminat.

Mustinya penyelenggara menyadari hal ini. Tidak usahlah memaksakan kegiatan di JCC. Kami sebagai pengunjung sangat kesulitan. Saya yakin banyak sekali calon pengunjung yang gagal datang. Berbarengannya pameran buku dan pameran komputer menurut saya juga bukan pilihan bagus. Selain menambah derita pengunjung juga pengunjung tidak punya waktu cukup untuk mengunjungi dua pameran sekaligus. Idealnya satu hari cukup untuk satu pameran.

Mungkin penyelenggara tidak punya banyak pilihan. Kawasan pameran seperti Kemayoran dipandang terlalu jauh, SCBD pun tidak sebaik JCC, namun demikian, saya yakin sekali kekurangan Kemayoran maupun SCBD bisa diperbaiki. Apakah dengan marketing yang lebih baik, edukasi ke pengunjung bahwa kawasan tersebut lebih manusiawi, dan seterusnya. Bukankah pameran Jakarta Fair di Kemayoran selalu banjir pengunjung?.

Untuk pengelola JCC, sudah sangat urgen untuk investasi gedung parkir yang mudah diakses dan tidak menimbulkan kemacetan. Mungkin pengelola merasa di atas angin karena tetap saja JCC ramai disewa, tapi saya yakin penyelenggara pun akan berpikir rasional.

Sukses buat penyelenggara maupun pengelola harus nyaman juga buat pengunjung. Jangan jadikan kami hanya sebagai hitungan statistik pemenuh target kunjungan anda.

Comments

Popular posts from this blog

Gajah Oling: Lebih Percaya pada Pengaman Swasta

Asal-usul Ngeles (Mengelak) & Legenda Ngeles Amrik

Designer atau Developer