Jejak Kita di Dunia Maya

Coba anda iseng, ketikkan nama anda di mesin pencari google, dan nantikan hasilnya. Mungkin anda tidak akan menjumpai apa-apa, "your search did not match any documents". Atau sebaliknya anda akan terkaget-kaget, karena tanpa diduga nama anda muncul di hasil pencariaan google. Nama anda ternyata mungkin dikaitkan dengan posisi anda di perusahaan saat ini, kegiatan seminar/pelatihan yang baru saja anda lakukan dimana anda menjadi pembicaranya, makalah atau tugas akhir anda, tulisan anda di koran, majalah, blog, atau sekedar memberikan komentar di blog, dan masih banyak kemungkinan lainnya yang membuat nama anda ditemukan di dunia maya. Tenarnya anda di dunia maya bisa jadi menjadi kebanggaan tersendiri buat anda, tapi ada sebagian orang, dengan alasan tertentu, tidak suka ketenaran tersebut.

Keberadaan kita di dunia maya bukan hanya sebagai pengguna pasif. Saat ini, kita dipaksa untuk aktif menjadi komunitas internet. Pengertian aktif adalah bahwa kita harus mengikuti aturan main penting di dunia maya, salah satunya adalah "membayar ongkos" dengan meninggalkan data pribadi kita. Konten-konten dan fasilitas di internet yang kita pikir adalah gratis ternyata tidak demikian. Email Gmail yang saat ini saya nikmat tidak gratis. Saya sudah membayarnya dengan meninggalkan data saya dan bersedia untuk digunakan sebagai database pengguna Gmail yang bisa dijual kepada pihak ketiga. Demikian juga ketika kita mendaftar Friendster, Blogger, Yahoo, Amazon, dan masih banyak lagi. Ketika kita ingin mendownload sebuah program utilitas tertentu, kita diwajibkan untuk melakukan pendaftaran dan harus rela meninggalkan data pribadi kita. Ketika kita ingin berlangganan sebuah berita, kita pun harus melakukan pendaftaran. Mungkin kita tidak ingat lagi sudah berapa banyak pendaftaran yang kita buat, baik yang sifatnya serius, atau hanya untuk formalitas saja.

Bahkan lebih jauh lagi, banyak sekali situs yang memang bertujuan untuk menampung data pribadi, seperti friendster. Situs tersebut mengajurkan diberikannya seluruh data pribadi anda berikut relasi dan jejaring yang kita miliki.

Faktanya adalah, kita telah meninggalkan data pribadi kita di berbagai tempat di dunia maya. Contoh hasil pencarian pada situs google barulah soal kecil. Yang lebih membahayakan adalah apabila data pribadi yang kita tinggalkan di berbagai tempat tersebut jatuh ke tangan pihak tertentu baik dengan kesengajaan (dijual), maupun sebab lain (dicuri). Kasus yang banyak terjadi adalah data kita dikomersilkan.

Kita meninggalkan data nama, alamat, password, telepon, email, kebiasaan, hobi, dan bisa jadi lebih dari itu. Anda mungkin bisa mengatakan, kalau anda selalu minimalis dalam menyimpan data, atau bahkan data yang anda tuliskan fiktif. Bisa saja demikian, tapi coba ingat-ingat kembali, mungkin anda keliru. Di beberapa situs di mana anda serius dalam keanggotaannya, maka bisa saya pastikan anda menuliskan data yang sebenarnya. Contoh, ketika anda mendaftarkan diri di situs BukuKita.com karena membeli buku online. Mana mungkin anda meninggalkan data fiktif, sedangkan anda tidak mau kiriman buku ke alamat anda hilang di tengah jalan.

Terkait dengan password, seringkali kita kesulitan mengingat terlalu banyak password. Sehingga password yang kita pasang sama atau serupa dari satu situs ke situs lainnya. Masalah password bukan sebatas dunia maya, bisa jadi password dunia maya kita sama dengan password atm kita, kartu kredit kita, atau phone banking kita. Kemungkinan password kita dibocorkan dari sistem informasi perbankan bisa jadi sangat rendah, tapi tidak tertutup kemungkinan kita lah yang membocorkan password tersebut karena menggunakannya di dunia maya secara serampangan.

Anda tentu sering dihubungi telemarketing lewat handphone anda yang menawarkan kartu kredit baru, pinjaman konsumsi, voucher hotel, investasi atau tawaran-tawaran lainnya. Anda pasti berpikir dari mana para pengejar omset yang agresif itu mendapatkan no handphone anda. No handphone kita telah dijual oleh industri bank kepada pihak ketiga, dan kita tidak bisa berbuat apa-apa. Selanjutnya data pribadi kita di internet juga sangat dimungkinkan dijual kepada pihak yang lebih luas. Dan kita juga tidak bisa berbuat banyak.

Untuk meminimalkan risiko yang tidak diharapkan dari beredarnya data pribadi kita di internet berikut beberapa tips:

  1. Yakinkanlah kepada diri anda, bahwa ketika kita menulis di dunia maya, maka kita akanmempublikasikan yang kita tulis tersebut secara umum.
  2. Selektif dalam mendaftarkan diri (Sign In) di situs-situs dunia maya
  3. Kalau tidak sangat penting, jangan tinggalkan data pribadi kita, ciptakan data yang singkat saja, bahkan fiktif.
  4. Agar mudah mengingat, ciptakan nama khusus untuk pergaulan informal di dunia maya yang dapat digunakan secara berulang di setiap situs yang meminta.
  5. Ciptakan password tipikal khusus untuk internet. Ciptakan password lainnya, yang berbeda, untuk keperluan perbankan dan fasilitas-fasilitas lainnya.
  6. Ciptakan email untuk paling tidak 2 keperluan, yang pertama untuk korporat (resmi), selanjutnya untuk pergaulan internet.
  7. Selalu bersikap skeptis dan waspada, bahwa tidak ada yang bisa dipercaya dan menjamin keamanan di dunia maya.

Risiko tersebarnya data kita di dunia maya harus disikapi secara bijak, sehingga dengan tetap waspada kita masih dapat memanfaat dunia maya untuk berkarya dan mengembangkan diri.

Bagaimana pendapat anda?

Oleh: DZ

Comments

Popular posts from this blog

Gajah Oling: Lebih Percaya pada Pengaman Swasta

Daftar Situs yang Diblokir Indosat dan Telkom

Pohonku dan Kambingmu