You are What You Read


Kamu adalah seperti apa yang kamu baca!". Pernyataan tersebut adalah gubahan dari pernyataan yang sering disampaikan para motivator "Kamu adalah seperti apa yang kamu pikir tentang kamu". Dalam pernyataan pertama dapat dipahami bahwa karakter dan cara pandang seseorang sangat terkait dengan apa yang biasa ia baca. Kita juga dapat menilai seseorang dari apa yang ia sukai untuk dibaca, atau bahkan kita dapat memaklumi perbedaan perspektif seseorang atau kelompok orang dari apa yang mereka baca.

Sebagai contoh adalah kasus tragedi kemanusiaan dan konflik Israel-Palestina, kenapa kita, orang muslim, tidak sependapat dengan orang barat kebanyakan dalam masalah Israel-Palestina. Ternyata perbedaan tersebut bersumber pada bacaan yang dibaca oleh masing-masing pihak. Perbedaan tersebut terkait dengan opini yang diciptakan dari berbagai media massa yang beredar dan dilahap oleh masyarakat di Timur (muslim) dan masyarakat di Barat. Satu fakta, yaitu konflik Palestina - Israel, dapat digambarkan secara sangat berbeda.

Jadi ternyata sumber bacaan juga harus dipilih, dipilah, dan diperbanyak. Hal tersebut bermanfaat agar kita mampu mendapatkan opini dan perspektif dari berbagai sumber yang berlainan. Sebagai contoh, media massa (harian) di Indonesia, Kompas dan Republika yang jelas sangat berbeda dalam memilih headline dan penekanan opini mereka. Memilih bacaan yang berlainan dalam penekanan opini akan memeberikan pengetahuan dan wawasan yang lebih luas dan memberikan kemampuan untuk berpikir kritis. Saya jadi ingat semboyan Pesantren Modern di Gontor Ponorogo. "Berbadan Sehat, Berpengetahuan Luas, Berpikiran Bebas". Hasan Al Bana sebagai contoh, ternyata membaca hal-hal yang tidak ia sukai tujuh jam sehari. Artinya ia mencoba membuka pikirannya untuk opini yang tidak sejalan dengan dia, baik untuk melihat sisi lemahnya maupun mencari perspektif kritis baru. Ali Sadikin dikisahkan tidak puas dengan satu dua sumber berita. Ia harus berlangganan puluhan majalah dan surat kabar, agar ia dapat menyerap substansi suatu berita.

Membaca, menurut Rubeen "Hurricane" Carter dalam film Hurricane; yang menceritakan seorang hitam amerika yang dipenjara walau tidak bersalah, adalah laksana berdiskusi dengan puluhan penulis terkenal dari seluruh penjuru dunia, membaca bagaikan berdiri melampaui tembok-tembok penjara dan dengan leluasa melihat sekeliling tanpa terkungkung oleh tembok batu. Membaca mematahkan jerat-jerat dan jebakan opini dari pihak tertentu, dan laksana orang yang bebas, mampu melihat dari berbagai sudut pandang. Membaca telah memberikan kebijaksanaan dan juga membuatnya keluar dari penjara.

Berkaitan dengan membaca, senjata utama dalam pengembangan Islam bukanlah pedang maupun kekuasaan, tapi semuanya diawali dengan teriakan "Iqra'". Sebuah kata yang diteriakan Jibril kepada Muhammad SAW ketika berada di Gua Hira. Iqra oleh Quraish Shihab diartikan lebih dari sekedar bacalah, tapi, telitilah, dalamilah, pahamilah, mengertilah, kuasailah, ketahuilah. Karena Iqra, pasukan Muhammad berhasil menumbangkan dua imperium terbesar dunia, Persia dan Romawi. Karena iqra pula, pada saat itu imperium Islam dapat menguasai suatu wilayah terbesar dalam sejarah penguasaan dunia, yang meliputi Jazirah Arab, Persia, Afrika Utara, dan Eropa Selatan. Karena iqra', budaya islam berkembang pesat, bahkan ketika cendekiawan muslim tengah gencar-gencarnya menterjemahkan buku-buku Yunani, orang Eropa masih sibuk belajar menulis nama mereka sendiri.

Karena Iqra pula, orang-orang Eropa berhasil bangkit dan mengalahkan kedigdayaan imperium muslim yang kala itu tengah terlena dengan kesuksesan masa lalu. Dan karena Iqra pula, saya yakin, bangsa Indonesia akan bangkit dan menjadi bangsa yang diperhitungkan di dunia. Iqra, luaskan bacaanmu, dobrak sekat-sekat yang menghalangimu, seraplah bacaan dari berbagai sumber, dan marilah kita kuasai langit dan bumi untuk kemaslahatan umat manusia.

Comments

Popular posts from this blog

Gajah Oling: Lebih Percaya pada Pengaman Swasta

Daftar Situs yang Diblokir Indosat dan Telkom

Pohonku dan Kambingmu