Diplomasi Internasional: Bohong itu Biasa!
Kejujuran mungkin hanya menjadi obsesi manusia, anak-anak diajarkan jujur, sementara pemimpin bangsa, bahkan dunia terus memamerkan kebohongan-kebohongannya. Kebohongan anak hanya menimbulkan rasa kesal, tapi kebohongan pemimpin dunia mencabut ribuan nyawa.
Kebohongan besar sebelumnya yang telah mencabut ribuan nyawa adalah skandal WMD (weapon of mass destruction) yang dimiliki Saddam Hussein. Keberadaan WMD lah yang menjadi alasan utama untuk menghancurkan kehidupan rakyat Irak. Pada akhirnya, WMD hanyalah isapan jempol.
Kini, negara tetangga Irak, Iran, juga tengah diancam dengan berbagai sangsi. Dan sangat besar kemungkinannya adalah sebuah serangan dan penghancuran sebagai tindakan pamungkas, seperti halnya sangsi-sangsi yang didera Irak sebelumnya dan berakhir dengan penghancuran yang nyata.
Kebohongan paling aktual terkuak berkat rilis terbaru dari 16 badan intelijen Amerika Serikat yang terwakili dalam National Intelligence Estimate (NIE) yang menyatakan bahwa Iran telah menghentikan program senjata nuklirnya sejak tahun 2003 dan program tersebut hingga hari ini tetap dibekukan.
Dari mana Bush bisa sesumbar tentang kekuatan senjata nuklir Iran, kalau intelijennya sendiri menyangkal dengan tegas keberadaan nuklir tersebut. Persis seperti WMD yang hanya retorika, nuklir Iran juga hanyalah retorika untuk mencapai tujuan politik.
Yang lebih mengherankan, setelah kebohongannya terbukti, nafsu memberikan sangsi tetap dilanjutkan, kini dengan alasan yang berbeda, yaitu karena pemimpin Iran bersikap keras terhadap Barat, dan adanya proses pengayaan uranium untuk pembangkit listrik. Sejak kapan tenaga listrik dimusuhi dunia? Padahal hampir seluruh negara besar di dunia ini memiliki pembangkit nuklir untuk kepentingan listrik.
Mengutip pernyataan Mao Ze Dong, “Satu orang mati, adalah tragedi. Tapi seribu orang mati, hanyalah statistik”. Mungkin Bush bisa menyulap menjadi “Kebohongan kecil adalah dosa, tapi kebohongan besar, hanyalah ilmu politik”. Alangkah jahatnya engkau, Mister!.
Kebohongan besar sebelumnya yang telah mencabut ribuan nyawa adalah skandal WMD (weapon of mass destruction) yang dimiliki Saddam Hussein. Keberadaan WMD lah yang menjadi alasan utama untuk menghancurkan kehidupan rakyat Irak. Pada akhirnya, WMD hanyalah isapan jempol.
Kini, negara tetangga Irak, Iran, juga tengah diancam dengan berbagai sangsi. Dan sangat besar kemungkinannya adalah sebuah serangan dan penghancuran sebagai tindakan pamungkas, seperti halnya sangsi-sangsi yang didera Irak sebelumnya dan berakhir dengan penghancuran yang nyata.
Kebohongan paling aktual terkuak berkat rilis terbaru dari 16 badan intelijen Amerika Serikat yang terwakili dalam National Intelligence Estimate (NIE) yang menyatakan bahwa Iran telah menghentikan program senjata nuklirnya sejak tahun 2003 dan program tersebut hingga hari ini tetap dibekukan.
Dari mana Bush bisa sesumbar tentang kekuatan senjata nuklir Iran, kalau intelijennya sendiri menyangkal dengan tegas keberadaan nuklir tersebut. Persis seperti WMD yang hanya retorika, nuklir Iran juga hanyalah retorika untuk mencapai tujuan politik.
Yang lebih mengherankan, setelah kebohongannya terbukti, nafsu memberikan sangsi tetap dilanjutkan, kini dengan alasan yang berbeda, yaitu karena pemimpin Iran bersikap keras terhadap Barat, dan adanya proses pengayaan uranium untuk pembangkit listrik. Sejak kapan tenaga listrik dimusuhi dunia? Padahal hampir seluruh negara besar di dunia ini memiliki pembangkit nuklir untuk kepentingan listrik.
Mengutip pernyataan Mao Ze Dong, “Satu orang mati, adalah tragedi. Tapi seribu orang mati, hanyalah statistik”. Mungkin Bush bisa menyulap menjadi “Kebohongan kecil adalah dosa, tapi kebohongan besar, hanyalah ilmu politik”. Alangkah jahatnya engkau, Mister!.
Comments